Edan dan Keteraturan

Saya itu tipe manusia yang menyukai keteraturan. Seperti halnya saya suka dengan bintang dan rembulan di malam hari, apalagi ada kacang rebus di tangan kanan dan wedang ronde di tangan kiri. Sempurna. Tapi eh, kan enggak baik minum pakai tangan kiri. Pokoknya, saya suka itu. Karena, bintang dan rembulan sendiri adalah dalil keteraturan.

Diantara manusia berkromosom XY, saya termasuk tipe manusia yang memiliki kamar yang (lumayan) rapi. Percaya apa tidak. Temen-temen yang pernah main ke kosan saya dulu, banyak yang mengakui hal itu. Meskipun, saya sendiri bukanlah inisiator kerapihan. Lebih kepada, ikut-ikutan yang kemudian menjadi kebiasaan. Saya banyak berguru tentang hal ini, khususnya kepada Mas K dan Mas T, kakak kandung nomor 2 dan 3.

Dulu di rumah kami, bos besar kementerian kebersihan dan kerapihan ya mereka ini. Dari mulai, desain rumah waktu mau direnovasi (kebetulan pinter gambar rumah), hingga tata letak perabotan mereka yang mengurusi. Sementara saya adalah pelaksana tugas pekerjaan umum dirjen manutan. Maksudnya, kalau ada yang berteriak nyuruh ini, nyuruh itu, ya mesti manut. Mleyang sithik sendal melayang. Dari kebiasaan itu akhirnya saya terbiasa dengan rapih dan keteraturan.

Bisa pening kepala abang, 
bila adek salah naruh letak panci dan kursi, antara sapu dan garpu.

Tapi, ada satu hal tentang keraturan yang susah saya praktikan jika dalam posisi jauh dari rumah. Makan. Padahal ya, makan teratur adalah kunci keharmonisan rumah tangga kesehatan.

Kalau sedang liburan di rumah, biasanya akan banyak perubahan. Kata ibu menteri urusan pangan dan kesehatan, anakku pipine menthuk-menthuk lan gulune cekak. Artinya, pipinya cubitable dan lehernya kelihatan pendek. Begitu yang sering beliau katakan di depan mbok-mbok bakul waktu jadi asisten beliau ke pasar, ndak peduli gimana malunya si anak. Kalau dipikir-pikir, semua ibu-ibu pasti begitu. Senang kalau anak-anaknya lahap makan masakkannya, sekaligus bangga kalau anaknya bisa tumbuh padat nan berisi.

Karena, pada saat itulah pola makan saya benar-benar diperhatikan. Saya bisa sehari makan tiga hari dengan porsi kuli. Sang ibu menteri kayaknya punya semacam sensor khusus, siapa saja yang belum megang centhong nasi pada hari itu pasti ketahuan. Jika ketahuan ada yang belum, pasti diuyak-uyak sampai yang denger bosan.

Bahkan saking perhatiannya, saya sempat disangoni sambal petai hasil kebun sendiri waktu mau berangkat ke Turki. Alhamdulillah, sambal legendaris itu lolos pemeriksaan imigrasi. Kalau ndak, pasti saya disangka membawa bom biologi. Padahal iya. :mrgreen:

Sebuah keterbalikan kalau tidak sedang di rumah. Seperti sekarang. Saya makan sering kali ketika merasa lapar saja. Logis dan masuk akal memang. Tapi, rasa lapar itu mendadak hilang ketika sudah hectic terhadap sesuatu, baik urusan kerjaan (termasuk nge-game) atau pas lagi di tengah perjalanan.

Sehingga seringkali, susah membedakan antara sarapan dan makan siang, antara makan malam dan makan tengah malam. Dan ini terus berulang.

Efeknya, migrain. Ya, ini semacam early warning system tsunami. Yang suka ngasih kode peringatan. Rasanya? jangan tanya lagi. Otak sebalah kanan itu muter-muter, cenat-cenut. Sampe mata sebalah kanan rasanya berat dan pengin keluar. Tidur miring mumet, tengkurap ampek, melumah gur merem melek, njengking? apa maneh.

Meski begitu, ternyata obatnya mudah saja; makan sampai maha kenyang. Karena pada kondisi itu, mata jadi ngantuk, tidur pulas, kemudian pas bangun segar kembali. Masalahnya, bagaimana kalau sympton ini datang di tengah malam, sementara persedian Indomie pada level mengenaskan, buka kulkas isinya mentahan, delivery tidak memungkinkan. Bisa edan hingga pagi menjelang.

Jadi, jangan pernah bosan kalau disetiap kesempatan sang Ibu selalu perpesan “Ojo lali mangane yo Le..”.

Karena itu pula, awal dari tertibnya peradaban. Gimana mau membangun peradaban, kalau urusan makan aja belum bisa tertib?

Pernah kejadian?

51 thoughts on “Edan dan Keteraturan

  1. saya pernah bilang, kalau ada urusan yg paling akhir terpikirkan pastilah makan :D.

    susah (menikmati) makan di perjalanan, di tempat orang apalagi di nikahan. semuanya serba ‘asal masuk’ dan g kerasa nikmat. suka lupa makan, iya.

    • Saya makan banyak itu cuma kalau dirumah mas, karena soal makan bener2 diperhatikan, selain karena masakan ibuk enak hehe. Tapi, kalau udah di rantau… haduh, jangan tanya. 😀

  2. kalau saya sih emang sering diwanti-wanti biar ga telat makan. makanya kalau mau telfon rumah, harus sudah makan dulu. soalnya pasti ditanya,” sudah makan?” 😀

  3. Ngakak aku mah pas baca ini – Mleyang sithik sendal melayang. hahaa

    Aku juga begitu, kalau dirumah. Mau apa, dimasakin. Tapi kalo nggak habis, ibu nangis,
    Ada lagi nih, kalau lagi dirumah yang di perhatikan sama bu mentri adalah : jam tidur sayah.

    Karena bobok cantik itu penting.
    Siapa mau punya istri matanya panda kayak kamu ? -jleb- kemudian bobok.
    cantik,
    sekali.

  4. Waaah saya malah kalo kenyang ga bisa tidur. Malah jadi nggak ngantuk. Tapi memang obat paling ampuh dan cepat itu ya tidur. Tapi kalo saya nggak perlu makan sampe mahakenyang. Soalnya untuk tidur gampang banget. Nempel dikit molor. Hahaha

  5. Iya, ibu saya semangat nyuruh anaknya makan waktu kecil sampai ditoyor koran kalau ga mau makan. Setelah besar dan jadi padat berisi sehat sentosa sesuai harapannya, eh, mulai berbalik instruksinya. Hiks 😦

  6. Saya baru beberapa bulan ini untuk belajar keteraturan makan. Terbiasa dengan ketidakteraturan membuat perut membesar ke depan, 🙂
    Nasehat berdasarkan pengalaman, jangan tidur langsung setelah makan, tunggulah minimal setengah jam. Apabila Anda langsung tidur setelah makan besar Anda telah menanam penyakit gula darah secara baik.

  7. Struktur organisasi di keluargamu lucu juga ya mas 😀 Halo Dirjen Manutan :p wkwkw 😀

    Suwer deh ah, ini tulisan enak banget dibaca. Ngalir aja. Seolah berima gitu 😀 mantaaap mas tos 😀

    Wwkwkw aku anak rumahan, Alhamdulillah kalau perut keroncongan di tengah malam, langsung bikin indomie. Habis makan, nyesel sambil njerit ‘KENAPA AKU MAKAN? AKU MAU DIET. AKU TAKUT GENDUT’ wkwkw

  8. wah . tipe yang teratur dan rapih ya mas ..
    jadi inget teman kerja yang serba rapih dan teratur .. kalau balpoint berpindah sedikit di mejanya aja dia tahu … bahkan baju2nya di lemari pakaian disusun berdasarkan grading warna …

  9. Ndang cari teman hidup biar ada yang ngingetin makan, mas… #lah.

    Anyway, kalau di rumah saya, akibat 7 bersaudara kali ya jadi tanpa diingetin makan, makanan yang baru terhidang, tanpa tunggu lama langsung diserbu rame-rame sampe ludes 😀

  10. saya tipe orang yg males makan mas.makan hanya kalau udah lapar dn biar gak pusing aja.saya seringnya makan hanya 1x sehari,makan siang doang .sisanya hanya oat,buah sama cemilan manis2 😛

Leave a reply to Jejak Parmantos Cancel reply