Tak terasa. Sebentar lagi, dalam hitungan hari. Tamu teramat agung itu akan datang menghampiri. Bilangan masa, hadiah dari Tuhan yang teramat dinanti.
Entah, sudah keberapa kalinya perasaan seperti ini kembali kurasa. Antara senang, karena bulan penuh kemuliaan kembali datang. Antara takut, bila yang dekat itu tak jadi datang (atau diri ini yang menolak mendekat). Dan antara kesedihan, bahwa yang lalu hasilnya teramat menyedihkan.
Yang lalu, biarkan jadi pelajaran berharga. Karena ramadhan kali ini, pelajaran yang akan kita dapat mungkin tak akan sama.
Lantas, apa yang diri ini sudah persiapkan untuk menyambutnya?
Mari kita list satu-persatu.
Menyiapkan Manah
Manah atau hati adalah sumber energi. Sebuah kekuatan dari dalam tubuh manusia sebelum tergeraknya procesor pengolah data dan segala bentuk informasi. Serta energi bagi penggerak organ-organ motorik sesuai pada fungsinya.
Menyiapkan hati, artinya meluaskan dan meluruskan niat. Dan yang paling utama dari semua persiapan hati adalah lembahing manah, yakni menundukkan kembali hati-hati yang selama ini jumawa, kelebihan beban, hingga arus yang tersendat. Merendahkan hati kita pada titik kesadaran bahwa kita bukanlah apa-apa, yang hari ini hidup kapan waktu biasa tiada.
Hati yang tunduk, pada sang pencipta. Sudahkah?
Melatih Jasadiyah
Adalah sunnah memperbanyak amalan kebaikan di dua bulan sebelum datangnya Ramadhan. Memperbanyak puasa, shalat, dan lainnya adalah amalan fisik yang tak hanya mendatangkan rahmah juga mendatangkan manfaat secara jasadiyah.
Banyak-banyaklah berolah-raga. Jalan pagi selepas shubuh, seperti masa kanak-kanak dulu. Konsumsi makanan halal dan baik. Rapikan kembali pola hidup.
Agar, tubuh tidak trauma menghadapi amalan-amalan fisik yang meningkat tiba-tiba. Sudahkah?
Membekali dengan Ilmu
Imam Ghazali pernah berkata:
“Ilmu tanpa amal adalah gila dan pada masa yang sama, amalan tanpa ilmu merupakan suatu amalan yang tidak akan berlaku dan sia- sia.”
Tak ingin amalan berakhir dengan sia-sia, maka bekalilah ia dengan ilmu. Agama itu scientific. Yang diyakini karena jelas aturan dan sumbernya. Ia bisa dibuktikan secara empiris lagi terjaga secara historis.
Jika kita melakukan amal tanpa ilmu, sama halnya melakukan penelitian tanpa dasar teori dan metodologi yang jelas. Hasilnya? jelas ditolak. Yang beruntung, adalah ketika sang juri (Allah) berbagi kemurahannya. Karena sekedar niat saja, sebuah kebaikan oleh agama dihitung pahala. Tapi, bagaimana kita tahu Sang Juri tengah berbagi kemurahanNya pada kita?
Kita tidak pernah tahu.
Membekalinya dengan ilmu, sudahkah?
Perbanyak Sedekah
Tak hanya hati dan jasad yang butuh dibina. Kepekaan sosial pun juga perlu dilatih. Agar terbiasa, ketika hadirnya bilangan masa ketika semua pahala berlipat ganda.
Bersedakah, bagi sebagian orang bukanlah pekerjaan mudah. Ia membutuhkan kepekaan pemikiran, dan kejernihan hati dalam memandang. Bahwa apa-apa yang dititipkan Tuhan pada diri ini, ada bagian bagi mereka yang membutuhkan.
Nasib kita, boleh jadi lebih beruntung dari mereka. Dengan jalan bersedekah artinya kita berbagi kebahagian yang melahirkan kebahagian. Kebahagian yang berkelanjutan.
Sudahkah bersedekah?
Dalam menyapa ramadhan. Ada doa yang baik, meskipun riwayatnya lemah. Tapi tak apa jika ingin menjadikannya sebagai narasi sebuah doa.
“Allahumma baarik lanaa fii Rajab wa Sya’ban wa ballignaa Ramadhan.”
Berkahilah kami di penghujung bulan Sya’ban ini, ampunilah kami, dan maafkanlah dosa-dosa hambaMu ini. Pertemukan dan mulaikanlah kami di bulan Ramadhan. Sesungguhnya, hanya kepadaMu kami kembali dan berserah diri.
Untuk para sahabat, di dunia nyata dan maya. Ikhlaskan segala tutur kata saya yang salah, komentar-komentar yang tak tau diri, opini yang mungkin menyakiti, hingga janji yang belum bisa dipenuhi. Ikhlaskan. Maafkan. Jangan balas dendam. 🙂
Saya, sepenuh hati meminta.
Slamet Parmanto
Bumi, 18 Sya’ban 1437 H
Disana klo jelang ramadhan, ad bombardir iklan sirup, obat maag, dan sinetron religi ndak juga, om? 😊
Kalo ada, aku justru bersyukur jeng, sirup marjan dan sekaleng kong guan. Puasa 18 jam berasa lebaran, sayangnya itu ilusi haha
Wow delapanbelas jam.
Semangaaaat
Seketika bersyukur di negara tropis.
Gak berasa bentar lagi puasa ya, siap2 sahur keliling.
Sahur.. Sahur..
Iya mas tak terasa, dan status tetep begini2 aja *eh 😀
Siapkan mental untuk menghadapi pertanyaan di hari raya “Mana pacarmu? atau kapan nikah?” *lol 😀
Hehe sadis!
Ikhlaskan dan maafkan juga ya mas kalau saya ada salah juga. dan jangan lupa, jangan balas dendam juga 🙂
Tentu sebelum meminta, saya sudah mengikhlaskan terlebih dahulu (itupun kalau ada). Semoga bertemu dengan ramadhan mbak 🙂
Mohon maaf lahir batin Mas Slamet. Berasa punya banyak dosa sama jenengan…ehehe
Moga diberi hati yang suci menghadapi bulan yang suci…
Ahh kayaknya kebalik mbak 🙂 Aamiin, semoga ditemukan dan dimuliakan dengan bulan ramadhan.
Sama-sama ya, mas Parmanto, mohon maaf.
Siap-siap di-charge lagi tubuh dan jiwa kita ini.
Iya pak, isi ulang sampe full 🙂
18 jaaam.
Kereen.
Kn blm ramadhan, sapa tau ramadhan ganti status, mas 😀
Iya, ya. dari status tidak puasa berganti status ‘berpuasa’ begitu kan? *polos 😀
Eh, iya. begitu maksudnya :p
Ngapunten sedoyo lepat nggeh. Sok komen jail ga mutu :d
Halah, kebalik itu mbak. Kulo lare enom kathah lepatipun 🙂
ko tau saya lebih tua yah?
*ngaca dan ngabur
Soalnya saya punya ilmu nujum, yang bisa memprediksi umur seseorang dari tulisannya. *halah*
Gak ding mbak, saya gak tau siapa yang lebih sepuh. Tapi yang jelas, semangat saya selalu muda atau malah remaja wkwkwk
ahaha.. baiklaa. saya juga ikut2an deh.
Satu lagi mas yang kurang… Mencari teman buat sahur…
Teman? teman yang gimana? yang konkrit dong usulnya… 😀
iya,. ramadhan sudah dekat..
semoga tidak lagi terlewat begitu saja seperti yang sudah-sudah.. 🙂
Aamiin, semoga mendapat banyak keutamaan2nya…
Wah, iya juga ya mas, gak terasa udah mau bulan puasa lagi~ 😀
Semoga puasanya nanti lancar ya.
Aamiin, waktu berjalan teramat cepat
kok nggak ikutan pak Kris mudik ke Jogja?
InsyaAllah ikutan menyusul mas 😀
Marhaban ya Ramadhan ya Mas Parmantos.
Anw, suka ada bukber atau sahur on the road, engga? 😀
Adanya sahur on the table sih haha kayak kurang kerjaan, sahur kok yo dijalan.
10 HARI LAGI. YEAY! Mohon maaf juga mas kalau ada komen2 nya gak enak, tolong enakin aja.
Saya juga ya mbak… semoga barokah 🙂
Marhaban ya ramadhan, semoga sukses di Bulan Ramadhan 🙂
Aamiin 🙂
Aku pribadi kalo menjelang bulan suci suka merinding masa. Merinding, degdegan, too excited, gatau kenapa. Aaak gak sabar!
Mohon maaf juga kalo ada yg menyinggung, langsung ato tidak langsung~
Sama! rasanya kaya menunggu jodoh *eh
InsyaAllah dimaafkan, ramadhan mubarak! ^^
Marhaban yaa Ramadhan,,,
dimaafkan juga utk komen yg kurang berkenan, semoga lebarannya bersama jodoh 🙂
🙂
Ramadhan mubarak ya mbak…
Matur suwun mas, ini pengingat yang luar biasa.
Sama-sama ya, mohon maaf kalau ada salah-salah kata selama ini.
Iya mas, InsyaAllah 🙂
semoga ramadhan ini bisa lebih baik dari tahun kemarin
Aamiin bang… 🙂
Selamat (menjelang) beramadhan Mas…. 😀😀😀
Ramadhan mubarak 🙂
maafkan? oh, oke sama-sama
balas dendam, oh, tidak bisa .. saya pendendam, haha
*menebar permusuhan*
Astaghfirullah gak baiklah mbak menebar permusuhan itu, mending menebar undangan *lah hehe
Alamak!
Yasudah, saya menebar salam saja
Assalamu’alaikum 😀
That’s much better 😀
Wa’alaykumsalam ww
Dan satu hal yang saya takutkan kalau saya tidak sempat bertemu lagi dengan Ramadhan. Semoga Ramadhan ini lebih baik dari Ramadhan yang lalu 🙂
Aamiin 🙂
Udah mau ramadhan aja. Begitu cepat waktu berlalu. Mohon dimaafken.
Tahun kedua saya di tempat manise.
semoga ramadhan kali ini berjalan manis pak 🙂
kalau di turkey pasti meriah ya Ramadhannya
Meriah di indo mbak (panganannya) *eh
Selalu ya ada yang terselip itu… Ckckck
Poin 1 2 3, insyaallah bisa… Smoga ketemuu
Aamiin 🙂
bulan Ramadhan ini harus lebih baik lagi dari bulan Ramadhan tahun kemaren Amiiin… semangat semuanya menyambut bulan Ramadhan
Aamiin, semangat mas Aqib! 🙂