Mengintip Pagi

DSC_8349

Bila ada orang bertanya,

“Pilih pagi atau senja?”

Maka, itu adalah pertanyaan hidup ke-12 yang termasuk paling sulit untuk dijawab. Bahkan hingga kini. Tingkat kesulitannya, boleh jadi setingkat pertanyaan yang pernah terjadi beberapa tahun silam.

“Kuliah lagi atau nikah dulu?”

Karena (dulu) saya pikir dua-duanya enak, apalagi keduanya sama-sama bernilai ibadah. Tapi, setelah salah satunya dijalani sambil melirik temen seangkatan yang udah menggendong momongan nampaknya nikah jauh lebih nikmat. Yak gak sih?

“Lha kenapa tidak dijalani dua-duanya sekalian? biar semakin enak…”

“Hmm ide bagus! tapi adakalanya manisnya madu tak lagi lezat bila dipadu-padan dengan manisnya tebu. Otentitasnya hambar.” Jadi, ya mau gak mau harus pilih salah satu.

Sik-sik. Kok malah ngelantur begini. Maafkan.. ^^

Singkatnya, saya masih gamang memutuskan antara pagi dan senja. Karena dua-duanya nikmat, lagi dua-duanya hangat.

Meskipun terlihat berbeda, satu di ufuk timur yang satunya lagi di ujung paling barat. Di saat pagi melepas dingin menuju kehangatan, senja justru memeluk dingin dengan melepas kehangatan.

Tapi sebenarnya, keduanya dalam satu garis kepaduan. Mereka berpadu dalam sebuah harmoni, untuk saling mengisi. Ketika pagi pergi, maka senja akan segera menggantikan. Sementara siang dan malam, hanyalah sekedar pengisi jeda di antara keduanya. Antara pagi dan senja; tampak tak bernah bertemu, tapi sejatinya mereka satu kesatuan

Ya seperti dialetika mendasar tentang jodoh. (tampaknya) Tak pernah bertemu, lah kok pada akhirnya dipersatukan juga. Di dunia, atau boleh jadi di syurga.

Tuh kan nyempil lagi.

Yo wis, ini dia hasil mengintip pagi yang You-Know-Where-This-Place-is.

Morning Everyone!

DSC_8328

76 thoughts on “Mengintip Pagi

  1. Aku suka dua duanya. Suka sunrise karena berakhir dengan terang, suka sunset karna gak harus pagi pagi banget bangun, tp berakhirnya gelap

  2. heu…kepikiran mau ikutan ini juga tadi gegara banyak ngambil foto sunrise tapi pas liat foto2 lain yang amazing kok yo’o jadi mundur teratur..heuheu
    ini gak ada batas waktunya ya Mas??

    pilih sunrise yang menyemangat tinimbang senja yang menyendu.. 😀

    • Walah mbak, serius amat. Ini gak ada yang nilai kok mbak. Saya juga asal njepret… feel free to participate in this challenge. Iya, gak ada. Tapi, jumat depan udah berganti temanya… lebih cepat lebih baik kta pak JK 🙂

  3. Aku suka senja, sebab dia dekat dengan malam. Bisa tidur dan istirahat dari semua aktivitas. Pagi akh kadang aku benci.

  4. Aku lebih suka senja, karena pagi terlalu singkat juga senja menghadirkan pagi yang tersingkir oleh siang untuk memunculkan kembali keindahan. Meskipun tak selama siang dan malam tapi senja selalu hadir dengan keindahan dari dua perpindahan

  5. Itu Rinjani ya?

    Jadi kata-kata siapa gitu. Kurang lebih: kita seperti gunung di lautan. Nampak terpisah di permukaan tapi sesungguhnya menyatu di dalam.
    Kata2nya dalam bahasa Inggris yg terjemahannya seperti itu. Dan kata kita di sana tentu refer to penulisnya dan itu bukan saya.

  6. Jd milih mb senja atau mba pagi, hayuu?

    Yg jelas, sejak kantor pindah g bisa poto2 langit sama matahari keren stlh jam 5 sore.

    Klo pagi jdwal masak susah keluar kosan. *ciye curhat :))

    Ikutan aaah 😀

  7. Kalau pertanyaannya kayak kalimat pertama diatas,aku langsung bisa jawab pakai satu lagu : Favorite Afternoon nya Chick and Soup! 😀

  8. Pagi itu kesibukan dimulai. Maklum emak2. Senja, masih aja sama. Habis senjanya kesibukan lain melanda. Pengen nya langsung malem langsung merem 🙂

  9. Udah senyum suka topik senja eh jodohh endingnya haha.

    Tapi apik, suka kak. Pribadi, lebih milih senja sih ~

  10. Kalo disuruh milih pagi atau senja aku pilih senja, karena orang2 jarang yg belum bangun, tp klo disuruh milih gunung atau pantai, aku bakal milih gunung yg ada di pantai, yaitu Pantai Gunung Kidul 😎😎

  11. “Sementara siang dan malam, hanyalah sekedar pengisi jeda di antara keduanya.”
    Bang, sepertinya yang jadi jeda itu senja dan petang, hehe, sebab waktu mereka lebih sempit dari siang dan malam.
    Btw, fotonya keren bang!

    • Kan katanya afdolnya begitu mas. Dulu saya jam delapan pagi on time. Lima menit kemudian udah terdengar kata ‘sah’
      Kalau bisa hari Jumat mas… hari baik kata ustadz saya*komenopomanehiki*

  12. Jalani satu dulu. Kuliah kan udah hampir selesai, kembali ke Indonesia tinggal menjalani satu lagi, aamiin. 🙂
    Saya tiap sore menikmati senja matahari terbenam, sambil gawe.

  13. Uhmmmm, dua-duanya keren, dua-duanya indah,. Jadi bingung mau pilih fajar atau senja. Cuma kalau mau dapat fajar perjuangannya emang lebih berat dari senja sih. Saya golput aja deh (dikata pemilu) :mrgreen:

  14. “Karena dua-duanya nikmat, lagi dua-duanya hangat.”

    setelah baca ini baru sadar. iya ya ternyata senja dan pagi itu keduanya sama sama hangat :))

Leave a reply to omnduut Cancel reply