Circle

1909880_1112506766650_1344563_n
Melingkar

Tema Weekly Photo Challenges pekan ini adalah circle atau lingkaran. Dalam bahasa Arab lingkaran di sebut da’ira atau daire dalam bahasa Turki. Selain itu, dalam bahasa arab bisa juga disebut halqa atau halaqah.

Dalam kultur keilmuwan orang arab, istilah halaqah (baca: melingkar) sudah sangat lazim. Jika kalian berkesempatan umroh, bisa jadi sangat mudah ditemui kajian keilmuwan semacam ini. Yaitu, satu orang duduk dikursi kemudian sekelilingi duduk melingkar para jamaah yang sedang menyimak bahasan ulama yang tengah duduk di kursi tadi.

Kabar gembiranya, beberapa ustadz Indonesia ada yang sengaja di datangkan ke Mekkah dan Madinah, guna memberi kesempatan jamaah yang tidak mengerti bahasa arab dalam mengkaji ilmu.

Di Indonesia sendiri, istilah halaqah juga dikenal melalui pesantren-pesantren, kemudian istilah ini menyebar ke masjid-masjid kampus. Duduk melingkar, kemudian mengkaji ilmu Alquran. Jumlah pesertanya tak perlu banyak, sehingga ketahuan siapa yang tertidur, siapa pula yang sibuk dengan gadget.

Sehingga, penggunaan istilah ‘halaqah’ dewasa ini, tak hanya didominasi kelompok tertentu saja. Banyak komunitas-komunitas lain, juga menggunakan formasi ‘melingkar’ ini dalam kajian-kajian ilmunya, bahkan sekedar kumpul mengerjakan PR atau tugas kuliah pun juga bisa dilakukan dengan duduk melingkar seperti ini.

***

Di dalam foto di atas adalah formasi melingkar pengaosan Ashitro, yang waktu itu sedang rihlah ke rumah sahabat kami Asep (berkupluk putih), di Temanggung. Meskipun namanya berbau sunda, tapi dia 100% Jowo. Kini, dia sedang meniti karir menjadi seorang bankir yang kredible dan tahan banting.

Duduk sebelah kanannya, ada mang Ipul (pakai topi ungu). Ahli sejarah, yang wajahnya sering dikira kembarannya Giring Nidji ini, kini menjelma menjadi pengusaha mebel sukses di Cirebon.

Depannya mang Ipul, yang paling muda, ganteng, dan enerjik itu tak lain saya sendiri (#inigakboong). Kenapa paling muda, karena saat foto ini diambil saya masih kelas 2 SMA, sementara yang lain sudah pada kuliah. Dan lagi, waktu itu saya belum berkacamata. Jadi, kalau nyelem di laut masih bisa bedain mana karang mana ikan. :mrgreen:

Samping saya yang sedang menunduk itu namanya Oman, saudara kembarnya Ijal (yang ceritanya pernah saya tulis di sini). Manusia yang kalau tertawa paling renyah ini, kini menjelajahi bumi borneo menjadi landscaper sebuah konsultan minyak.

Samping kiri Oman, ada Mas Arif. Sudah lama tidak bertemu dan berkomunikasi dengan beliau, jadi tak tahu kabar terbarunya. Sampingnya, ada Mas Endra sahabat karib mas Arif. Mas Endra kini juga menjadi bankir, dan tetap setia dengan Jogja.

Belakang mas Endra, ada Dory (memakai jaket putih). Orang aseli Lampung ini, kini berdomisili di Jogja. Menjadi pengusaha sejak tahun pertama kuliah di Jogja. Selain menjadi pengusaha, kini dia bersama isterinya sedang merintis lembaga amal berbasis lingkungan di Jogja.

Kemudian, ada Ivan. Yang kini menjadi abdi negara, yang ‘dibuang’ ke pulau eksotis di timur utara Indonesia. Manusia paling bersyukur, karena kerja layaknya bertamsya. Di samping Ivan, ada Mas Rury. Waktu itu, beliau adalah yang paling jago bahasa arab. Sangat terobsesi menjadi seorang ustadz dan nyastra arab.

Sampingnya mas Rury, ada Dana dan Wahid. Saya sudah lama tidak kontak dengan mereka, boleh jadi sekarang mereka menjadi engineer tambang tapi entah dimana.

Kemudian yang terakhir, guru kami. Mas Suki atau Ustadz Suki. Beliau kini menjadi pengajar di FK UI. Melalui kakak kandung saya yang nomor dua lah, saya dikenalkan ke beliau. Waktu itu, kakak saya bilangnya cuma mau nyariin kelompok belajar. Eh, ternyata yang dipelajari ilmu agama. ^^

Padahal ya, sebagai anak SMA yang baru mengenal namanya kota, penginnya kalau akhir pekan ya mantai, nongkrong di km nol, atau sekedar ps-an. Tapi, dengan gigihnya, Mas Suki mampu membuat saya jatuh hati dalam forum-forum melingkar, bersama orang-orang ‘tua’ yang tidak saya kenal sebelumnya.

Maka, tak heran. Bekas murid Mas Suki ini, ada yang bener-bener jadi. Diantara jadi musisi religi, yang cukup ngehits di Jogja, dan mungkin se Indonesia.

Dari ‘jebakan’ kakak saya itu, saya jadi ngerti bahwa hidup tak sekedar mantai dan nongkrong-nongkrong saja. Ada majlis-majlis ilmu yang perlu dihadiri, ada amanah yang perlu diemban, dan ada pula persaudaraan yang perlu ditempa.

Ada satu janji yang terikrar waktu itu, jika masing-masing kami menikah maka yang lain sengkuyung jadi panitia. Sempat berjalan sampai beberapa diantara kami menikah, sebelum akhirnya kami berpencar dengan kehidupan masing-masing. Berharap mereka jadi panitia buat saya, tentu hal tidak mungkin. Sekarang? bisa ngumpul full team lagi aja sudah luar biasa. ^^

Pada akhirnya, melalui ‘lingkaran’ tersebut saya mengerti. Bahwa tidak hanya cinta yang bisa dijebak, ternyata persaudaraan juga begitu.

*Ashitro adalah nama sebuah mushola mungil, terletak di sebuah perkampungan kecil ditengah-tengah antara kampus UNY dan UGM.

18 thoughts on “Circle

  1. Dulu waktu kecil di kampung di surau juga ada halaqah ini. Biasanya senior yang duduk ditengah sebagai pemimpin majelis.
    Saya gak tau sekarang apakah penggemblengan macam ini masih ada apa gak?

  2. Wah, wah… jadi inget masa2 indah liqo
    Pernah ketiduran pas liqo’an 😆
    Untungnya cuma ditepuk, wkwk. Biasanya liqo’an klompokku mulainya abis isya dan seringkali selesai deket2 jam 11 malam. Serunya bisa berbagi dalam lingkaran

  3. Katanya, kaka liqo’ pertama itu susah buat dilupain, dan emang sampai sekarang masih aja ngerasa pertemuan dengan kaka liqo’ itu adalah pertemuan paling ajaib.

  4. Jebakan kakak yang sangat positif banget ya Mas. Jadi ingat dulu ada teman yang cerita, jika berteman dengan pedagang minyak wangi pasti kita juga ikutan wangi, begitu juga jika kita berteman dengan orang-orang yang sukses atau berilmu, pasti kita juga akan jadi orang yang sedemikian. Teman-teman itu menularkan sesuatu, dan di perkumpulan ini memang positif banget ya Mas :hehe.
    Sekarang sudah ganti posisi sebagai gurunya nih Mas kayaknya? :hehe.

Leave a reply to Jejak Parmantos Cancel reply